Hembusan angin membelai lembut wajah hati.
Yang terkenang beribu langkah sunyi.
Tak terdeteksi.
Memang diciptakan untuk tersembunyi.
Hati berusaha menggerakkan segenap mimpinya untuk berlari.
Menjauh dari semua yang ingin dijauhi.
Mendekat ke semua yang ia impikan selama ini.
Sedikit lagi.
Semua tak tinggal mimpi.
Tapi hati.
Tak bisa.
Ia tak mampu.
Bukan soal ragu.
Tapi ia ternyata tak mau.
Memang, hati tak seperti logika.
Yang bisa wujudkan apapun dengan segera.
Hati terikat emosi.
Hati mencintai emosi.
Hati tak bisa berpisah dengan emosi.
Meskipun itulah keinginannya selama ini.
Sent from my phone using trutap
0 komentar:
Posting Komentar