Dia gak akan pernah tau

Dia gak akan pernah tau, kalo gue selalu pasang muka palsu
Tersenyum, mengejek, mencibir padanya
dan hanya satu yang benar
Mau gimana juga gue selalu tersenyum ke dia, dalam hati seenggaknya

Matanya manis.
Penuh intuisi.
Konyol banget kalo gue punya keinginan untuk duduk di sebelahnya dan terus-terusan mandangin matanya.
Kelebatan pancaran emosi dari matanya membuat gue-- jatuh cinta pada matanya untuk pertama kali. bukan dia. ha ha.

Gerakannya selalu indah di mata gue.
Gue selalu berharap bisa mengesampingkan ego dan bertahan di tempat untuk tidak menggandeng tangannya, menyesuaikan langkah bersama. idiot, ah.
Rasanya satu-satunya gerakan yang bisa sesuai adalah gerakan gue. Ditakdirkan untuk sinkron. Gerakan kami pasti saling membutuhkan. HUH.
Entah kenapa sebuah khayalan bisa terlihat nyata sebagai kenangan.

Suaranya.
Memang tak selembut alunan musik.
Tapi nanti pasti mampu mengalahkannya.
Suaranya adalah satu-satunya, benar-benar segalanya buat telinga gue. Makanan bergizi. wahahaha.
Suara yang berat, desah nafas yang terhembus begitu teratur. Ingin gue hirup semua dengan rakus. seolah tanpa semua itu, gue gak bisa hidup. bodoh banget.

Dia.
Makhluk berjenis manusia.
Dia sudah barang pasti ditakdirkan untuk jenisnya, manusia juga.
Tuhan tak mungkin bodoh mengaitkan benang merah antara gue dan dia.
Tak mungkin ceroboh untuk melakukan kesalahan sederhana.
Mustahil seorang Iblis ditakdirkan bersama manusia yang lemah, rapuh.

Gue gak akan pernah sanggup di dekat dia.
Dengan mempertahankannya secara utuh
Gue mencoba untuk tidak sama sekali membawanya pada takdir yang tidak seharusnya.

Dia sama sekali bukan buat gue.
Takdir yang gue ingat,
Yang gue simpan rapat-rapat,
Sejak gue menyayanginya dan entah sampai kapan,

Dia, manusia.
Gue, iblis
Kami gak akan penah bersama.

Jadi, untuk lo yang diluar sana,
Please, gue mohon dengan seluruh harga diri gue yang tersisa,
Jaga dia. Selamanya.
Jangan sakiti ia walau dia menyakitimu.
Bahagiakan dia selalu.

Terimakasih.